1. Pengertian Fawatih al-Suwar. Secara etimilogis, fawatih al Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya berada di awal surat-surat dalam Al Qur'an. Manna Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya Mabahits fi ulumil Qur'an mengidentikan fawatihus suwar dengan huruf-huruf yang terpisah (Al ahruful muqotho'ah). 2. AQSHAMAL-QUR’AN DAN JADAL AL-QUR’AN. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas. Mata Kuliah : ULUMUL QUR’AN. Dosen Pengajar : AJAHARI,M.Ag SEKOLAHTINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Taala atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita semua termasuk terselesaikannya makalah Tafsir Ayat-Ayat tentang Risalah ini. Makalah ini mengambil tema Ayat-Ayat tentang Risalah, sebagaimana amanat yang diberikan Padapostingan kali ini, saya akan memberikan contoh soal tentang hadis amal shalih untuk kelas 6 MI semester kedua. Contoh soal Al Qur'an Hadis ini terdiri dari pilihan ganda, isian singkat dan uraian atau essay. Berikut ini Contoh Soal Hadis Tentang Amal Shalih Al Qur'an Hadits Kelas 6. Ada empat sumber hukum dalam Islam yang disepakati para ulama adalah Al-Qur'an yaitu hadits, ijma', dan qiyas. Dari keempatnya, ada satu yang banyak umat Islam masih belum mengenal dan memahaminya, yaitu qiyas. Qiyas menduduki posisi keempat dalam hal penentuan hukum syariat Islam. Maksudnya, ada urutan prioritas ketika menggunakan empat sumber Sebagai tanggapan atas pertanyaan yang bersifat umum Dalam bentuk lain, ayat-ayat al-Qur'an diturunkan dalam rangka memberi petunjuk perihal pertanyaan bersifat umum, yang muncul di kalangan sahabat Nabi,seperti turunnya Q.s. al-Baqarah/2:222: Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran." Jika demikian, maka yang dimaksud dengan aqsamul Qur'an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur'an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur'an. Selain pengertian diatas, qasam dapat pula. diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur'an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau Jawab Imam as-Sajjad as. Soal 69: Surah apakah yang dikenal dengan sebutan “Jantung Al-Qur’an”? Jawab: Surah Yasin. Soal 70: Terletak di dalam surah apakah ayat Al-Qur’an yang paling pendek? Jawab: Surah ar-Rahman, yaitu ayat yang berbunyi mudhâmmatân. Soal 71: Apakah bulan yang terbaik menurut Al-Qur’an? BAB7 HADIS TENTANG KEUTAMAAN BELAJAR AL-QUR’AN A. Mengamati dan bertanya Setelah mengamati gambar di atas apa yang dapat kalian ceritakan?, coba kalian tulis dalam buku catatanmu!. Buatlah pertanyaan dari gambar tersebut!.Al-Qur‟an adalah kitab suci umat Islam. al-Qur’an ini juga sebagai pedoman bagi manusia untuk meraih kehidupan yang RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING (Sesuai Edaran Kemdikbud No 14 Tahun 2019) A. TUJUANPEMBELAJARAN Terbiasa membaca al-qur’an dengan meyakini bahwa rendah hati, hemat, dan hidup sederhana adalah perintah agama p2nX. NUZULUL Quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Tanggal ini diambil berdasarkan nash alquran dan catatan sejarah. Mau tahu? Inilah ulasannya. Secara tegas Alquran menyatakan dalam Surat al-Baqarah ayat 185, bahwa peristiwa nuzulul quran terjadi dalam bulan Ramadhan. “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil.” al-Baqarah [2] 185. Keterangan ayat di atas kuat dalam menginformasikan bulan penurunan Alquran, adapun tanggal penurunannya tidak disebut. Nah, bagaimana soal penetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai nuzulul quran? Para ulama mencari keterangan lain untuk memperkhusus penjelasan ayat di atas yang masih umum. Jalan yang ditempuh adalah dengan mencari penjelasan dari ayat lain, keterangan dari sabda Rasul dan atsar para sahabat. Hasilnya, ada dua pendapat ulama. Pertama menunjuk tanggal 17 Ramadhan, dan lainnya menyebut tanggal 24 Ramadhan. Untuk menjelaskan ayat 185 Surat al-Baqarah di atas, sebagian ulama merujuk kepada ayat berikut “Ha mim. Demi kitab Al Qur’an yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” al-Dukhan [44] 3. Dan; “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Qur’an pada malam kemuliaan.” al-Qadr [97] 1. Ayat di atas menjelaskan tentang turunnya Alquran pada lailatul qadar atau malam qadar. Malam Qadar diketahui memang terjadi dalam bulan Ramadhan. Maka ayat ini menambah kepastian informasi dalam surat al-Baqarah 185 di atas, namun tanggalnya masih tidak bisa dipastikan. Tidak pastinya tanggal dari penafsiran berdasar ayat di atas membuka peluang untuk mempertimbangkan informasi lain berdasar ayat 41 surat al-Anfal. “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami Muhammad di hari Furqaan yawm al furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” al-Anfal [8] 41. Sebagian ulama menjadikan ungkapan “yawm al-furqân” dalam ayat ini sebagai kata kunci dalam mencari hari pertama penurunan Alquran. Ayat ini menjelaskan, bahwa yawm al-furqân adalah hari di mana dua jamaah bertemu. Menurut Ibn Ishâq, ini adalah hari berhadapannya umat Islam dengan musyrikin Quraysy di perang Badar. Berdasar catatan sejarah, peristiwa ini terjadi Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun kedua hijrah. Inilah yang kemudian memepertegas penetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai hari diturunkannya Alquran. Penjelasan ayat di atas tentang Alquran yang diturunkan pada hari yang sama dengan perang Badar, dipahami sebagai isyarat bahwa Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian. Keluasan jangka waktu dalam ayat 185 surat al-Baqarah telah dipersempit oleh penjelasan malam qadar dalam Surat al-Dukhan dan al-Qadar. Dengan menjadikan malam qadar sebagai kata kunci, para ulama juga merujuk kepada hadis berikut “Dari Ā’isyah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda “Carilah malam qadar dalam malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”. HR. al-Bukhari Informasi lain yang bisa dirujuk adalah hadis yang di-takhrīj-kan oleh Ahmad, dan Thabrani berdasarkan riwayat dari Qatadah Nabi Saw. bersabda “Suhuf untuk Nabi Ibrahim diturunkan pada awal Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Zabur diturunkan pada dua belas Ramadhan, Injil diturunkan pada delapan belas Ramadhan, dan Alquran diturunkan pada dua puluh empat Ramadhan.” Al-Qurthubî dalam tafsirnya al-Jâmi li Ahkâm al-Qur’ân meyakini bahwa hadis ini merupakan petunjuk yang melatari pendirian al-Hasan, bahwa Alquran diturunkan pada malam dua puluh empat Ramadhan, al-Qurthubî, II, 266. Secara sanad, hadis ini bernilai hasan dan bisa dipedomani, bahkan al-Albani yang telah melakukan kritik sanad terhadap hadis ini memasukkannya dalam kitab Sahih al-Jâmi. Namun secara matan hadis ini masih harus dikritisi, sebab jika dibandingkan dengan hadis sahih di atas terlihat adanya kontradiksi. Malam qadar yang disebut di sana adalah malam ganjil, sementara hadis ini menyebut malam genap malam dua puluh empat sebagai malam penurunan Alquran, padahal jelas malam penurunan Alquran itu adalah malam qadar yang menurut hadis sahih malam ganjil. Dengan demikian, informasi dari hadis ini tidak sampai kepada derajat meyakinkan secara pasti. Lalu bagaimana dengan pendirian ulama yang berpegang kepada tanggal 17 Ramadhan? Secara redaksional ayat 41 Surat al-Anfal menjelaskan tentang harta ganimah, bukan peristiwa penurunan Alquran. Berbeda dengan Surat al-Dukhan dan al-Qadar, yang secara munâsabah, redaksinya memang menjelaskan tentang penurunan Alquran. Jadi dari sudut pandang ini menjadi lebih lemah dibanding surat al-Dukhan dan al-Qadar, namun begitu sebagian ulama yakin bahwa isyarat dalam ayat ini bisa dijadikan hujah. Al-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yawm al-furqân adalah hari perang Badar. Sama seperti Ibn Ishâq, ia mengangkat sebuah riwayat tentang penjelasan yawm al-furqân Dari Abdullah ibn Habib, al-Hasan bin Abi Thalib berkata “Malam al-furqān yang merupakan hari bertemunya dua jamaah, adalah malam tujuh belas Ramadhan”. Menurut Ibn Katsir, riwayat di atas bernilai baik jayd dan kuat, ia juga menambahkan riwayat lain dari Ibn Mardawiyyah yang katanya sahih, Ibn Katsir, IV, 47. Dengan demikian, yawm al-furqân yang dijelaskan Alquran sebagai hari berhadapannya dua pasukan muslim-musyrik di Badar, dapat dipastikan terjadi pada 17 Ramadhan. Disebutnya yawm al-furqân hari pembeda dalam ayat di atas, memberi alasan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berselang lima belas tahun ini sebagai peristiwa yang waktu kejadiannya sama. Jadi berdasar ayat 41 surat al-Anfal, sebagian ulama menyimpulkan bahwa perang Badar terjadi dalam waktu yang sama dengan peristiwa penurunan Alquran, yaitu sama-sama terjadi pada malam Jumat tanggal 17 Ramadhan. Disimpulkan bahwa Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Rasul. Peristiwa nuzulul quran sendiri terjadi bersamaan dengan diangkatnya nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Tempatnya di gua Hira’, yaitu tempat di mana biasanya Nabi saw. bertahannus mengasingkan diri dalam bulan Ramadhan. Di sanalah Nabi Muhammad diyakini menerima wahyu pertama yaitu 5 ayat pertama surat Al Alaq. [] SUMBER JABBARSABIL ILMU AQSAMIL QUR’AN MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu Shobirin, Disusun oleh Ulfa Nur Zulsho 1420210073 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH ES 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kebenaran dan agama, manusia itu berbeda dalam cara menerima, menghayati, dan mengamalkannya Bagi orang yang bersih jiwanya dan tidak dikotori hawa nafsunya, mereka siap menerima kebenaran agamadengan mudah, lancer, serta insaf. Mereka tidak membutuhkan argumentasi, teori muluk-muluk, bukti-bukti, maupun ucapan – ucapan yang diperkuat dengan taukid atau sumpah. Sebaliknya, bagi orang yang jiwanya dikotori hawa nafsu, kebatilan dan tipuan setan, mereka tida akan mau menerima kebenaran agama. Mereka menerima kebenaran agama setelah jiwanya dimasuki bentuk – bentuk ungkapan yang menenangkan jiwa, baik diberi penguat taukid ataupun sumpah qosam . Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa perlu membahas tentang Aqsam Al-Qur’an dengan membatasi pembahasan sebagai berikut 1. Apa yang di maksud dengan Aqsamul Qur’an? 2. Bagaimana sejarah perkembangan Aqsamul Qur’an? 3. Apa saja macam-macam Aqsamul Qur’an itu? 4. Apa sajakah macam-macam sighat Aqsamul Qur’an? 5. Apa tujuan dan faedah Aqsam dalam Al-Qur’an? 6. Bagaimana pendapat para ulama mengenai Aqsamul Qur’an? BAB II PEMBAHASAN A. Pegertian Aqsamil Quran Menurut bahasa, aqsam merupakan lafal jamak dari kata qasam, edangkan kata qasam sama artinya dengan kata halaf dan yamin, karena memang satu makna yaitu berarti sumpah. Sumpah dinamakan dengan yamin karena orang Arab kalau bersumpah saling memegang tangan kanan masing-masing. Qasam dan yamin merupakan sinonim yang didefinisikan untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang lain yang memposisikan posisi yang lebih tinggi.[1] Menurut istilah qasam diberi definisi sebagai berikut “Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja.” Sumpah itu dalam ucapan sehari-hari merupakan salah satu cara menguatkan pembicaraan yang diselipi dengan persaksian/pembuktian yang mendorong lawan pembicara untuk bisa mempercayai/ menerimanya. Sebab, pembicaraan yang diperkuat dengan sumpah itu, berarti sudah dipersaksikan di depan Tuhan. Bentuk sumpah itu tidak hanya terdapat dalam Al Quran saja, juga tidak hanya dalam bahasa Arab, melainkan umum dan terdapat dalam kitab suci serta dalam segala bahasa di dunia, baik Arab, Inggris, Perancis, Urdu dan sebagainya termasuk pula dalam bahasa Indonesia. Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’birul Fanni Fil Quran menjelaskan beberapa bentuk sumpah yang biasa terjadi dikalangan orang Arab, sebagai berikut Dengan bentuk salam-salaman tangan kanan mereka, dengan bentuk memercikkan minyak wangi ke tangan atau pakaian mereka, dengan bentuk saling mengikatkan tampar yang satu kepada yang lain, dengan bentuk tekad/nazar dan dengan bentuk-bentuk yang lain.[2] B. Sejarah Perkembangan Aqsamil Quran Kesediaan jiwa pribadi bagi setiap individu dalam menerima dan membenarkan sesuatu serta patuh. Menurut perintah Allah swt. berbeda-beda. Jiwa bersih yang fitrahnya tidak dikotori dengan najis atau tidak ternoda oleh kejahatan, maka hati orang ini lebih terbuka untuk menerima petunjuk dengan kata lain bahwa jiwa yang seperti inilah yang cepat menangkap huda petunjuk Allah swt yang jatuh kepadanya sekalipun petunjuk tersebut yang sampai kepadanya hanya sepintas. Adapun jiwa yang diselubungi oleh awan kejahilan serta ditutupi oleh kegelapan bathil atau gelapnya kebatilan, maka hati orang seperti ini tidak akan bersedia menerima kebenaran agama atau tidak akan tergugah hatinya kecuali dipaksakan sampai timbul kegoncangan.[3] Dalam arti dengan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat dan kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoyahkan keingkarannya tersebut. Disamping itu qasam sumpah dalam pembicaraan merupakan salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.[4] Dan hal inilah merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menyadarkan mereka. Sebagaimana di ketahui bahwa sudah menjadi kebiasaan manusia dalam semua masa atau waktu jika berbicara, berjanji dan bersemboyang, maka mereka selalu ingin memperkuatnya dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan sumpah. Dengan sumpah, pendengar akan yakin dan mantap dalam menerima dan mempercayai ucapan yang didengarnya. Sebab pembicaraan yang diperkuat dengan itu, berarti sudah dipersaksikan di hadapan Tuhan. Sumpah yang ada dalam al-Qur’an cukup meliputi berbagai hal di alam jagad raya ini. Tampil sebagai persoalan yang tidak semata-mata benar, akan tetapi juga merupakan berita besar yang harus dipercayai, sebab akan mendatangkan kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Olehnya itu, para ulama sepakat bahwa sumpah sang khaliq dengan suatu makhluknya antara lain dimaksudkan untuk mengagungkan tema sumpah tersebut, termasuk sebagai kesiapan jiwa dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahayanya. C. Macam-Macan Aqsamul Quran Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al Quran itu ada dua macam, sebagai berikut Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa wawu, ba’ dan ta’. Contohnya seperti dalam surat Al Qiyamah ayat 1-2 berikut لاَ أُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَمَةِ. ولاَ اُقْسِمُ بالنَّفْسِ الَّوَّامَةِ. Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban qasam. Contohnya seperti dalam surat Ali Imran ayat 186 لَتُبْلَوُنَّ فِي اَمْوَلِكَمْ وَ اَنْفُسِكُمْ ال عمران186 Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam a. Qasam dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat, diantaranya seperti dalam surat Al Hijr ayat 92. b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Seperti dalam surat As Syams ayat 5. c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath Thur ayat 1. d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An Nazia’at ayat 1-3. e. Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al Hijr ayat 72. f. Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At Tin ayat 1-2. g. Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad Dhuha ayat 1-2. D. Sighat-Sighat Aqsamul Quran Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sighat bentuk yang asli dalam sumpah itu ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag dimuta’addikan dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il yang dijadikan sumpah itu bisa lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya berarti “ bersumpah”. b. Sighat kedua ditambah huruf la Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai berbagai macam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli pula di dalam Al Quran, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli. Mislanya sighat yang ditambah huruf “la” di depan fi’il qasamnya. Contohnya seperti dalam surat Al Insyiqaq ayat 16 فلاَ اُقْسمُ بِالشَّفَقَ الانشقاق16 c. Sighat ketiga ditambah kata Qul Bala قل بلي Sighat ini adalah untuk membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar. Tambahan “Qul Bala” itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul, yaitu kalimat كَفَرُوْا لاَ ثَاءْثِيْنَ السَّاعَة الَّذِيْنَ وَقَالَ d. Sighat keempat ditambah kata-kata Qul Iiy قل اِيْ Kadang-kadang sumpah dalam Al Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy” yang berarti benar. Seperti dalam surat Yunus ayat 53 قُلْ اِيْ وَرَبِّي اِنَّهُ لَحَقْيونس53 E. Tujuan dan Faedah Aqsamul Quran Dalam substansinya sumpah dilakukan untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya oleh pendengarnya. Sedang sikap pendengar sesudah mendengar qasam akan bersikap salah satu dari beberapa kemungkinan di bawah ini 1. Apabila berita itu sampai pada pendengar dan dia tidak menolak, tentunya berita tersebut dapat diterima dan dipercaya. Karena telah diperkuat dengan sumpah apalagi dengan menggunakan kata Allah swt. 2. Bahwa pembawa berita akan merasa lega, karena telah menyampaikan berita dengan diperkuat sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini sangat berbeda apabila membawa berita dengan tidak menggunakan qasam. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, maka hal ini sama dengan mengagungkan Allah swt karena telah menjadikan namanya selaku dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam al Karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut 1. Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT. 2. Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar. 3. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr. Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atu mengagungkan Allah SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selakuDzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri. F. Pendapat Para Ulama tentang Aqsamul Quran Ulama berbeda pendapat tentang maksud qasam a. Menurut Al-qottan qasam dan yamin adalah dua kata sinonim, memiliki dua kata yang sama, qasaam didenifisikan sebagai mengingatkan jiwa hati untuk tidak melakukan sesuatu, dengan suatu makna yang dipandang besar, agunga, baik secara haqiqi maupun I’tiqody, oleh orang yang bersumpah itu. Bersumpah dinamkan juga dengan yamin tangan kanan, karena orang arab ketika sedang bersumpah memegang tangan kanan sahabatnya. b. Menurut Abu al-qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam kitab-Nya adalah untuk menyempurnakan serta menguatkan hujjah-Nya dan dalam hal ini, kalimat “qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri. c. Menurut al-Jurnani seperti yang dikutip oleh Hasan Mansur Nasution sumpah adalah sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan salah satu dari dua berita dengan menyabutkan nama Allah atau sifatnya. d. Menurut Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, sumpah adalah salah satu alat taukid yang cukup efektif di dalam kelaziman perhubungan atau komunikasi. BAB III PENUTUP Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja. Rukun-rukun yang ada dalam aqsam Al quran adalah fi’il qasam, muqsam bih dan muqsam yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau dan huruf ba’.Sumpah yang menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata yang menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah. Bentuk-bentuk aqsam Al Quran ada yang menggunakan bentuk asli, ditambah dengan huruf La, ditambah kata Qul Bala قل بلي, ditambah kata-kata Qul Iiy قل اِيْ.Aqsam Al Quran ini berfungsi sebagai penguat ta’kid ucapan agar pendengar mudah diterima dan dipercaya. Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. DAFTAR PUSTAKA Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, Bandung, 2005. Djalal, Abdul, Ulumul Quran, Dunia Ilmu, Surabaya, 1998. Al-Jauziyyah, Al-Qayyim. al-Tibyan fiAqsam Alquran. Diterjemahkan oleh Asep Saifullah dan Kamaluddin Sa’diyatulharamain dengan judul Sumpah Dalam Alquran, Cet. I; Jakarta Pustaka Azzam, 2000 Al-Qaththan, Manna’. Mabahis fi Ulum Alquran, Cet. X; Kairo Maktabah Wahbah, 1997 M/1417 H Quthan, Mana’ul, Pembahasan Ilmu Alqur’an II, Cet. I; Jakarta PT. Rineka Cipta, 1995 [1] Ahmad izzan, Ulumul Qur’an, halm 225 [2] Abdul Jallah, Ulumul Qur’an, halm 364 [3] Manna’ al-qattan, pembahasan ilumu alqur’an II, halm 118. [4] Manna’ al-qattan, mabahis fi ulum alqur’an, halm 284 Kelompok Itsna Arwani, M. Ihdini Afnan Maki, M. Tamim Muslih 1. Arti Aqsam secara bahasa adalah a. Penguat b. Janji c. Perumpamaan d. Sumpah e. Penjelas 2. Sesuatu yang harus ada di dalam Aqsam adalah a. Fi’il qasam b. Musyabbah c. Muqsam Fihi d. Muqsam alaihi e. a dan d benar 3. Istilah lain bagi Muqsam Bihi adalah a. Syarat b. Jawab c. Ta’liq d. Ilgho’ e. Mubayyin 4. Amtsal dalam Al Qur’an dibagi menjadi a. 4 macam b. 2 macam c. 3 macam d. 5 macam e. Semua salah 5. …الئن حصحص الحق… adalah contoh dari a. Amtsal Kaminah b. Amtsal Musharrahah c. Amtsal Mursalah d. Amtsal Kitabah e. Amtsal Mujawwazah 6. perumpamaan yang jelas yang di dalamnya terdapat lafazh matsal atau lafazh lain yang menunjukkan arti persamaan atau perumpamaan disebut A. amtsal musharrah C. Amtsal kaminah E. Amtsal mursalah B. Amtsal kuliyyah D. Amtsal haqiqi 7. perumpamaan yang tidak jelas dengan tanpa menggunakan lafazh matsal atau sejenisnya A. amtsal musharrah C. Amtsal kaminah E. Amtsal mursalah B. Amtsal kuliyyah D. Amtsal haqiqi 8. Secara etimologi amtsal merupakan kata dalam bahasa arab yang menunjukkan arti A. Asal kata B. Serupa C. Berbeda D. Lawan kata E. Keadaan 9. Ada keseimbangan tawazun antara perumpamaan dan keadaan yang di analogikan merupakan A. Ciri-ciri amtsal C. Keutamaan amtsal E. Definisi amtsal B. Perbedaan amtsal D. Kelemahan amtsal 10. لَا فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ… adalah contoh dari A. amtsal musharrah C. Amtsal kaminah E. Amtsal mursalah B. Amtsal kuliyyah D. Amtsal haqiqi 11. Pengungkapan amtsal yang indah dan mempesona dapat dengan jalan berikut,kecuali A. Tasybih B. Mursal C. Ariyah D. Rinayah E. Isti’anah 12. Yang tidak serupa lafdz dan ma’na dengan amtsal antara lain adalah A. Syabah B. Syabih C. Matsal D. Syibh E. Qosam 13. Yang merupakan unsur qosam yaitu A. Muqsam ma’ah C. Muqsam ajlih E. Muqsam fiih B. Muqsam bihi D. Muqsam 14. Yang tidak menjadi ciri ciri amtsal adalah.. A. Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang dimaksud padanannya B. Ada tawazun antara perumpamaan dan keadaan yang dianalogikan C. Mengandung pnjelasan ma’na yang samar dan abstrak sehingga jadi jelas,konkret dan bekesan D. Mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal E. Keseimbangan antara yang dikiaskan dan pengkiasannya 15. Yang bukan merupakan urgensi amtsal adalah.. A. Karena amtsal lebih berpengaruh dalam jiwa B. Karena amtsal lebih efektif dalam memberi nasehat C. Karena amtsal merupakan salah satu penguat perkataan tentang kebenaran dalam jiwa D. Karena amtsal lebih dapat memuaskan hati E. Karena amtsal lebih kuat dalam memberi peringatan SOAL ULUMUL QUR’AN SEMESTER 1 MADIN V KELOMPOK III 1. ALI MASHADI 2. MUHAMAD TAMJID 3. AS’AD AMRULLAH A. Pengertian Asbabun Nuzul 1. Di bawah ini adalah pedoman dasar para ulama dalam menngetahui Asbabun Nuzul…. a. Riwayat Syadz c. Ro’i cara berpikir b. Riwayat Shohih d. Riwayat dari ulama 2. Definisi Asbabun Nuzul menurut bahasa adalah …………………. a. Pengetahuan tentang sebab-sebab diturunkannya suatu ayat b. Bahasan ilmu tentang riwayat turunnya surat c. Penyebab kejadian-kejadian setelah turunnya ayat d. Terjadinya riwayat sebuah surat 3. Definisi Asbabun Nuzul secara istilah menurut Al Zarqani adalah ………………………… a. Suatu bahasan luas yang terkait dengan beberapa hal yang terjadi b. Suatu peristiwa pada zaman Nabi yang menyebabkan turunnya suatu atau beberapa ayat c. Suatu jawaban yang turun terhadap sebab-sebab yang muncul d. Sebab-sebab diturunkannya suatu ayat 4. Asbabun Nuzul punya arti penting dalam ……………… a. Menafsirkan kitab-kitab salaf c. mengarang kitab b. Menafsirkan Al Qur’an d. membaca Al Qur’an 5. Yang bukan termasuk sebab atau yang melatar belakangi diturunkannya suatu ayat di bawah ini adalah …………………… a. Pertanyaan b. Permintaan fatwa c. teguran d. permusuhan 6. Para Ulama salaf terdahulu untuk mengemukakan sesuatu mengenai asbabun nuzul mereka amat berhati-hati. Mereka tidak berani menafsirkan suatu ayat kecuali mereka mempunyai ……… a. pengetahuan yang jelas c. kabar yang jelas b. pendapat yang jelas d. guru yang jelas 7. Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, Asbabun Nuzul dapat dibagi menjadi 2 hal yaitu ……………………. a. Ta’addud al-asbab wa al nazil wahid dan ta’addud al-nazil wa alsabab wahid b. Ta’addud al-ahli wa nazil wahdah dan ta’addud al-wafa wa alsabab wahdah c. Ta’addud al-sabaab wa anzil wahid dan ta’addud al-nazil wa asbab wahdah d. Ta’addud al asbab wa al tanzil wahid dan ta’addud al tanzil wa sababi wahid 8. Riwayat Ibnu Abbas dari gunung beliau berkata ahai para sahabat berkumpulah! Ketika melihat orang-orang Quraisy yang juga ikut mengelilinginya maka beliaupun bersabda Apakah engkau akan percaya, apabila aku katakan bahwa musuh tengah mengancam dari balik punggung gunung dan mereka bersiap-siap menyerang entah dipagi hari ataupun dipetang hari? Mereka menjawab ya kami percaya wahai rasulullah! Kemudian Nabi melanjutkan. Dan aku akan jelaskan kepadamu tentang beberapa hukuman maka Abu Lahab berkata apakah hanya untuk masalah seperti ini engkau kumpulkan kami wahai Muhammad?. Maka Allah kemudian menurunkan Al Qur’an Surat Al Lahab ayat 1. Terjemahan riwayat di atas merupakan bentuk turunnya ayat dari …………………. a. Tanggapan atas suatu peristiwa umum c. sebagai jawaban atas pertanyaan Nabi b. Sebagai tanggapan atas peristiwa khusus d. sebagai tanggapan terhadap orang tertentu 9. Yang bukan termasuk kedalam katergori bentuk Asbabun Nuzul adalah ………….. a. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa umum dan khusus b. Sebagai jawaban dari pertanyaan Nabi c. Sebagai tanggapan atas pertanyaan yang bersifat umum dan terhadap orang-orang tertentu d. Sebagai tanggapan atas pertentangan yang ditimbulkan oleh orang-orang tertentu 10. Dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengucapkan riwayat Asbabun Nuzul adalah ………………… a. Shohih dan mumkin b. Shorih dan mumkin c. Shorih dan muhtamkin d. Shorih dan muhtamilah 11. Definisi redaksi Asbabun Nuzul yang shorih adalah ……………. a. Asbabun Nuzul tidak mengandung kemungkinan makna lain, atau menggunakan kata “maka” fa taqibiyah setelah ia mengatakan peristiwa tertentu b. Asbabun Nuzul mengandung kemungkinan makna lain dan jelas c. Asbabun Nuzul tidak mengandung kemungkinan makna lain, dan kemungkinan tidak pasti d. Asbabun Nuzul mengandung kemungkinan makna lain, dan kemungkinan tidak pasti 12. Diantara manfaat mempelajari Asbabun Nuzul antara lain adalah, kecuali ………. a. membantu dan memahami ayat dan terhindarkan kesulitannya b. mengetahui bahwa sebab turunnya ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung di dalam ayat c. mengetahui riwayat atau sejarah berkaitan dengan ayat dan memahami ayat tersebut dengan jelas d. memepermudah orang melaksanakan hikmah disyariatkannya hukum 13. Urgensi asbabun nuzul dalam menafsirkan Al Qur’an adalah …………………… a. Tidak akan tercapai pemahaman yang baik jika tidak memahami riwayat Asbabun Nuzul suatu riwayat b. Pengetahuan tentang tafsir dan ayat-ayat tidak akan mungkin lepas dari Asbabun Nuzul c. Menolong seseorang dalam upaya memahami ayat, dan melahirkan pengetahuan tentang aqidah d. Membatasi pembahasan masalah yang terlepas dari Asbabun Nuzul 14. Menurut Imam Al Zarqoni ada tujuh macam kegunaan atau faedah mengetahui Asbabun nuzul antara lain adalah, kecuali …………………… a. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus b. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitan c. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul dapat menolak dugaan adanya Hasr pembatasan d. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul tidak hanya mengkhususkan sebuah hukum saja 15. Megebaikan riwayat Asbabun Nuzul akan berdampak …………… a. Terjadinya kekeliruan akan semakin besar b. Terjadinya kebenaran akan semakin besar c. Tidak terjadi masalah apapun d. Tidak terjadi penyimpangan Kunci jawaban 1. B 2. A 3. B 4. B5. D 6. A 7. A 8. A 9. D10. D 11. A 12. D 13. D14. D15. A SOAL ULUMUL QUR’AN Kelompok III H. Ulil Abshor,Asyhadin Anwar,M. Syaikhurrijal 1. Orang yang pertama kali menulis I’jazul Qur’an menurut Shaleh adalah a. Abu Ubaidah Suyuti Aljahiz Syafi’i 2. Tujuan I’jazul Qur’an, di antaranya a. bukti kerasulan b. wahyu Alloh bahasa rekayasa benar 3. Al-Qur’an sebagai mu’jizat Rasulullah SAW ,termasuk I’jaz I’jaz qiro’ah I’jaz qiro’ah 4. Segi kemu’jizatan Al-Qur’an adalah tersusun secara tertib,indah,runtut kata-katanya,pendapat ini disampaikan oleh a. Abu Ubaidah Suyuti Syafi’I Taimiyah Athiyah 5. Dua macam mukjizat Al-Qur’an adalah dan Maknawi dan Maknawi dan Aqli dan Dloruri dan Jaly 6. Menurut Imam Fahrudin “Wajah I’jaz” adalah dan Indah sempurna c. tidak asal karangan balaghoh dan b benar adalah kajian dari kata kerja a. Qoro’a b. Qorona c. aqorro d. Aroqqo e. Qooro pengucapan Al-Qur’an yang berbeda baik menyangkut huruf-huruf atau pengucapannya,adalah pengertian qiro’at menurut c. Al-qasthalani dari Qiro’ah maudlu’ adalah a. terpercaya shohih benar Ja’far Yazid Ibnul Qo’qo Alqori dari Madinah termasuk qurro’ a. Sab’ah b.’asyroh c.’arba’ah asyrota 11. Urutan qiro’ah ditinjau dari sisi nama jenis,adalah c. Qiro’at,thoriq,wajah,riwayah d. Qiro’ah,wajah,thoriq,riwayah syarat Qiro’ah dapat di baca umat ,adalah shohih kaidah arab mushaf Ustmani dan b benar benar 13. Di bawah ini yang termasuk metode penyampaian Qiro’ah adalah e. Musyawarah ala As-syaikh adalah metode… dari guru langsung didepan guru dari guru 15. Para Imam qiro’ah meriwayatkan lebih banyak menggunakan metode… dari guru ala Syaikh Kunci Jawaban Al-jahiz benar 3. I’jaz Athiyah benar dan Maknawi As-sima’ dan b benar Hafalan di depan guru Qiro’ah ala Syaikh KELOMPOK 5 1. Sesuatu yg di kokohkan,jelas, fasih dan membedakan antara yg haq dan bathil adalah makna lughowi dari.. a. Muhkam b. Mutasyabih c. Bayan d. Ijaz e. Furqon 2. Muhkam secara terminologi adalah ayat yg jelas makna dan maksudnya , pendapat ini di sampaikan oleh a. Assuyuti b. Azzarqoni c Assya’bi d. Alghozaly 3. Muhkam secara terminologi adalah ayat-ayat yg berhubungan Dg hakikat kenyataandefinisi ini di sampaikan oleh a. As suyuthi b. Azzarqoni c. Aszamahsary d. Alghozali e. Assyafii 4. Muhkam adalah ayat yg membatalkan ayat lain, yang menghalalkan dan mengharamkan. Definisi ini menurut imam a. As suyuthi b. Azzarqoni c. Ali bin abai tolhah d. Alghozali e. Assyafii 5. mutasyabihaat adalah ayat yg tidak jelas hakikat dan makmnanya. Definmisi di atas di samp[aikan oleh a. As suyuti c. Ali bin abi tolhah d. Arroghib al asfihani e. Alghozali 6. Menyikapi ayat2 mutasyabihat ulama terbagi menjadi….. madzhab. a. 1 c. 2 7. Kalimat; kalimat yg di gunakan sebagai pembuka surat di sebut. a. fwaatihul quran ayat c fawaatihussuwar e. Fawaatihul huruf 8. menurut imam suyuti fawatihussuwar di bagi menjadi…. macam a. 7 b. 8 c. 4 e. 12 9. Surat yg di mulai dg pujian ada……. surat a. 14 b. 23 c. 12 10. surat yang dimulai dengan tahmid ada …….surat a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 11. surat yang dimulai dengan huruf hijaiyah yang terpotong ada……surat a. 15 b. 20 c. 24 d. 25 e. 30 12. surat yang dimulai dengan nida ada …….. surat b. 7 d. 12 13. surat yang dimulai dengan panggilan kepada nabi ada……surat a. 3 b. 4 c. 5 d. 6 e. 7 14. surat yang dimulai dengan jumlah khobariyah ada…..surat. a. 15 b. 20 c. 23 d. 25 e. 30. 15. surat yang dimulai dengan doa ada……. surat. a. 3 b. 4 c. 5 d. 6 e. 7. Kumpulan soal dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ULUMUL QUR’AN Materi Munasabah Dosen Pengampu Drs. H. Sholichin Mag. Disusun oleh Fathul Muin Asna Mahrurin Wiwin Nadhiro Madin V 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH STIT “ AL MUSLIHUUN “ Tlogo Kanigoro Blitar 1. Munasabah menurut bahasa adalah…. a. Keserasian c. kecocokan e. jawaban a dan c benar b. Kejelasan d. kesamaan 2. Keserasian dalam Al-Quran dapat dilihat antara lain hubungan kata demi kata dalam ayat Al-Quran, hubungan ayat dengan fashilahpenutup ayat, hubungan ayat dengan ayat berikutnya, muqodimah dengan penutupnya, adalah pendapat yang disampaikan oleh a. Al-Baghowi c. As-Suyuti e. M. Quraisy Shihab b. Badruddin AL-Zarkasi d. Hasbi Asshiddiqie 3. Orang yang pertama kali kali mmenampakkan/memunculkan munasabah dalam penafsiran Al-Quran adalah a. Assuyuty c. Badruddin AL-Zarkasi e. M. Quraisy Shihab b. Hasbi Asshiddiqie d. Abu Bakar Annaisaburi 4. Secara garis besar terdapat tiga arti penting dari munasabah dalam memahami dan menafsirkan Al-Quran, yaitu diantaranya a. Dapat menimbulkan kesalah pahaman dan penafsiran Al-Quran b. Dapat menimbulkan perbedaan Dan perselisihan pendapat c. Dapat menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup d. Dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan e. Sangat membantu mufassir dalam menfsirkan ayat-ayat Al-Quran 5. Dalam konteks ilmu Al-Quran, munasabah berarti menjelaskan korelasi makna antar ayat atau antar surat, yang bersifat sebagai berikut, kecuali a. Bersifat Am maupun khos b. Rasional dan irasional c. Kwalitatif dan kwantitatif d. Persepsi atau imajinatif e. Korelasi sebab akibat, perbandingan dan perlawanan 6. Zhohirul irtibath yang menerangkan hubungan ayat yang terkandung didalamnya terdapat dalam surat ……….. a. Dalam surat Al-Ghosyiyah ayat 17-20 b. Dalam surat Al-Isro ayat 1-2 c. Dalam surat Al-Mukmin dilanjutkan surat An-Nur d. Dalam surat Al-Baqoroh e. Dalam permulaan surat Al-Hadid 7. Ditinjau dari sifat nya, munasabah terbagi menjadi………… bagian. a. 5 c. 6 e. 2 b. 8 d. 4 8. Sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surat dalam al-Qur’an disebut… a. Juz c. surat e. huruf b. Ayat d. kalimat 9. Munasabah yang terjadi karena bagian-bagian Al-Qur’an tidak ada kesesuaian , sehingga tidak tampak adanya hubungan di antara keduanya, bahkan tampak masing-masing ayat berdiri sendiri dinamakan a. Zhahirul irtibath c. khafiyul irtibath e. Kabirul irtibath b. Takhsis d. Shohirul irtibath 10. Ditinjau dari segi materinya, munasabah terbagi menjadi…bagian. a. 1 c. 6 e. 10 b. 7 d. 2 11. Usaha pemikiran manusia untuk menggali rahasia hubungan antar surat dan ayat yang dapat diterima akal adalah pengertian dari ….… a. Amsal c. Munasabah e. Nasikh b. Mansukh d. Nuzulul Quran 12. Sejumlah ayat al-Qur’an yang mempunyai permulaan dan kesudahan, disebut… a. Ayat c. huruf e. juz b. Kalimat d. Surat 13. Kolerasi yang terdapat dalam surat Al-Qasas ayat 17 dan ayat 85-86 adalah termasuk kolerasi a. Ayat dengan ayat b. Surah dengan surah c. Awal surah dengan akhir surah d. Awal ayat dengan akhir ayat e. Surat dengan ayat 14. Ilmu munasabah sangat erat kaitannya dengan aspek ……… a. Takhsis c. Nasikh e. Asbabun Nuzul b. Mansukh d. Amsal 15. Terkadang munasabah itu terletak pada perhatiannya terhadap keadaan lawan bicara, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surat a. Al-Ghosyiyah ayat 17-20 e. Al-Waqi’ah ayat 96 b. Al-An’am ayat 1 c. Al-Maidah ayat 118-120 d. Al-Hadid ayat 1 Kunci Jawaban 1. E 6. B 11. C 2. E 7. E 12. D 3. D 8. B 13. C 4. E 9. C 14. E 5. C 10. D 15. A SOAL SOAL MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH OLEH MURTADLO,DINUL QOYYIM,FUAD HAMID 1. Berdasarkan teori geografis tempat turunnya ayat,Makkiyyah adalah ayat yang turun di…. a. Makkah sebelum dan sesudah hijrah b .makkah sebelum hijrah c. madinah sebelum Hijrah d. madinah sesudah hijroh e. makkah sesuda hijrah 2. Berdasarkan teori subyektif khitob/seruan ayat madaniyyah adalah ayat yang turun di….. a .di madinah meski untuk penduduk makkah penduduk madinah meskipun turun di makkah penduduk makkah makkah e. jawaban a dan b benar teori content analysisberdasarkan kreteria,isimenurut ulama tafsir seruan”يـــــاأيهاالناس “secara umum di katagorikan ayat…. salah teori historis masa turunnya ayat,madaniyyah adalah ayat yang turun…. penduduk makkah penduduk madinah yang turun di madinah yang turun sesudah hijrah yang turun sebelum hijrah masa turunnya ayat,makkiyyah adalah ayat yang turun.. a. untuk penduduk madinah penduduk makkah c. di makkah madinah hijrah 6. Menurut ulama tafsir seruan” يـــــاأيهااللذين امنوا “secara umum di katagorikan ayat… . e. semua benar sebagian ulama tafsir,jumlah surat makkiyyah adalah…. a. 50 b. 94 c. 20 d. 30 e. 35 8. menurut sebagian ulama tafsir,jumlah surat madaniyyah adalah.. .a. 94 b. 80 c. 20 d. 96 9. Yang termasuk karastristik surat makkiyyah adalah… hokum pidana b. terdapat kata إتقواالله c . terdapat kata كلا tentang orang munafiq e. betul semua termasuk karastristik surat madaniyyah adalah … a. . terdapat kata كلا b. terdapat kata إتقواالله c. terdapat kata يـــــاأيهاالناس. yang berisi hokum pidana e. betul semua juga termasuk karastristik surat makkiyyah adalah… hokum waris izin berperang c. terdapat kata يـــــاأيهااللذين امنوا d. . terdapat kata إتقواالله e. banyak redaksi sumpah 12. Yang juga termasuk karastristik surat madaniyyah adalah… izin berperana redaksi sumapah c. kata يـــــاأيهاالناس. d. mengandung bantahan tehadap musyrikin salah 13. Kegunaan ilmu makkiyyah dan madaniyyah adalah membantu mengetahui.. a. asbabunnuzul b. ayat nasikh dan mansukh dan mutasyabih dan haram e. semua salah Abul qosim annaisaburi,seseorang yang tidak mengetahui ilmu makky dan madany Di larang ……..Al-quran a. Menulis b. membaca d. menerjemah benar As-sholih dalam bukuya Mabahist fi ulumil quran beliau menyatakan dengan ilmu makky wal madaniy kita dapat mengetahui fase fase a. turunnya Al-quran b. pembukuan Al-quran c. penulisanAl-quran d. dakwah isslamiyyah yang di tempuh Al-quran d. semua benar TUGAS ULUMUL QUR’AN. DIKERJAKAN OLEH KELOMPOK 10. NAMA 1. MUNIRUL HAFIDZ 2. M. YUSUF 3. M. IBNU THOLHI 1. Apa manfaat mempelajari isi Al-qur’an ? a. Menambah keyakinan tentang isi al-qur’an. b. Menambah wawasan tentang hal-hal baru. c. Lebih yaqin akan keunikan isi al-qur’an yang menunjukkan keagungan Allah SWT. d. Jawaban a,b, dan c benar. a,b, dan c salah 2. lImu apa yang paling diperlukan untuk memahami isi Al-Qur’an? a. Ulumul Qur-an atau Ulum at-tafsir d. lImu tasawuf. b. lImu tata bahasa e. lImu fiqih. c. lImu balaghoh. . 3. lImu apa saja yang menjadi bagian dari Ulumul-Qur’an ? a. lImu tafsir. d. Jawaban a dan c benar. b. lImu kaligrafi. e. jawaban a dan c salah c. lImu I’jazil Qur’an. 4. Secara terminologi bagaimana definisi imam Assuyuthi tentang Ulumul Qur’an? a. Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an dari segi turunnya, urutannya, pengumpulan, penulisan, bacaan, penafsiran, kemukjizatan, nasikh mansukh, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya dan lain sebagainya. b. lImu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an baik dari segi mengetahui asbabunnuzul, jamak dan tartib, maki dan madani, nasihk mansukh, muhkam mutasyabih, dan lain-lainnya yang berhubungan dengan Al-Qur’an. c. lImu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunnya, sanadnya, adabnya, ma’na-ma’nanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hokum-hukumnya dan lain sebagainya. d. lImu yang membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an. e. pembahasan tentang semua hal yang berkaitan dengan agama islam yang bersumber dari Al- Qur’an 5. Ada berapa cabang Ulumul Qur’an menurut Assyuyuthi yang menuqil pendapat Abu Bakar Ibnu Al-Aroby? a. 77455 ilmu. b. 77540 ilmu. c. 77450 ilmu. d. 77544 ilmu. e. 77454 ilmu. 6. Apa dasar Abu Bakar Ibnu Al araby yang mengatakan jumlah ulumul Qur’an sepeti yg di sebutkan dalam no. 5? a. Berdasarkan Jumlah kata yang terdapat dalam Al qur’an dengan di kalikan empat. b. Berdasarkan kalimat yang terdapat dalam Al qur’an dengan di kalikan empat. c. Berdasarkan jumlah lafadz yang terdapat dalam Al qur’an dengan di kalikan empat. d. Berdasarkan huruf yang terdapat dalam Al qur’an dengan di kalikan empat. e. Berdasarkan jumlah ayat di dalam Al-Qur’an dengang dikalikan empat. garis besar ulumul qur’an di bagi menjadi berapa? a. 4 b. 3 c. 2 d. 5 e. 7 ini adalah merupakan pentingnya mempelajari Ulumul quran, kecuali dalam menafsirkan alquran kunci pembuka untuk menafsiri Alquran faham ulumul quran, maka penafsirannya semakin berkwalitas kandungan alquran dari berbagai aspek fashih dalam membaca Alquran 9. Menafsirkan Alquran adalah asbabunnuzul suatu ayat ayat-ayat Alquran alquran dengan huruf ajam alquran dari ma’na majaz menuju ma’na haqiqi munasabah antara ayat satu dan yang lainnya 10. Untuk mengecek benar dan tidaknya suatu tafsir dapat diketahui dengan Nahwu saja yang cerdas Alamiah hati qur’an tafsir menurut bahasa berarti atau memindah atau menyatakan hukum adalah menerangkan ma’na ma’na al-quran dan mengeluarkan hukum2 dan hikmahnya. Ini adalah definisi yang disampaikan oleh dalam Al-itqon al-qatthan dalam Mabahits fii ulumulquran dalam Al-itqon Ibnu Kholil dalam Al-burhan quran dan tafsir mempunyai hubungan yang sangat erat. Yang termasuk sinonim dari kata-kata “ hubungan yang sangat erat” adalah,kecuali mulai dibukukan pada abad, oleh ke 2 diantara para mufassir pada waktu itu adalahSsyu’bah Ibn Al-hajjaj ke 2 diantara para mufassir pada waktu itu adalah Ibn Jarir Atthabary ke 3 diantara para mufassir pada waktu itu adalah Syu’bah Ibn Al-hajjaj ke 3 diantara para mufassir pada waktu itu adalah Ibn Jarir Atthabary ke 9 diantara para mufassir pada waktu itu adalah Jalaluddin Al-bulqini azzarqany , kitab yang sampai saat ini menjadi pegangan utama bagi para peneliti dan penulis ilmu ilmu al-quran adalah fi ulumilquran irfan fi ulumil quran f ulumilquran Atthabari ulum min mawaqi’innujum yang memelopori penyusunan ulumul quran secara lengkap adalah al-bulqini jarir attabari assyuyuti aswad addu’ali al-qatthan dengan berkembangnya islam yang semakin pesat dizaman khulafaurrosyidin terjadilah pembauran antara orang arab dan orang arab dan bangsa bangsa yang tidak mengetahui bahasa arab, sehingga terjadilah kekhawatiran dari para sahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa arab, terutama tentang bacaan alquran . Untuk mencegah kekhawatiran itu , akhirnya disalinlah tulisan asli alquran, yang disebut dengan imam imlaa’i utsmani Madani al-ashlu kunci jawaban 9b