IwanSetiadi. -. Jumat, 20 Desember 2013 | 17:18. 347. Hari ini Kementerian Perdagangan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Permendag No 70/M-DAG/PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Permendag ini menyempurnakan Peraturan sebelumnya Beberapawaktu yang lalu, umat Islam digegerkan dengan polemik ucapan Basuki Thahaja Purnama atau Ahok tentang surat Al Maidah ayat 51, yang dinilai oleh sebagian umat Islam sebagai penistaan terhadap Alquran. Hingga, Majlis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan sikap dengan mengeluarkan fatwa, disusul G cak nun kata bijak cak nun tentang agama 1. Kata bijak cak nun tentang agama. Source: lucu.cek2.com. Musik dan nada itu tidak punya agama. — cak nun 3. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati. Source: www.indoquotes.com. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, tapi malah menjadikannya tinggi PersatuanInsinyur Indonesia (PII) gelar Ngaji Bareng Cak Nun (Ainun Nadjib) dan Emil Dardak di Universitas Brawijaya Malang. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) gelar Ngaji Bareng Cak Nun (Ainun Nadjib) dan Emil Dardak di Universitas Brawijaya Malang. Minggu, 22 Mei 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; Bukanhanya terkenal sebagai sastrawan, Cak Nun juga memiliki intelektual yang tinggi dalam bidang agama, politik, dan masih banyak lagi. Berikut 50 kata bijak Cak Nun dengan makna mendalam yang dapat kamu jadikan motivasi hidup yang telah Dream rangkum dari berbagai sumber 27 Kasus bu Susi CFD yang digoreng abis2an dan berteriak dengan jelas "muslim macam apa kalian", padahal saat itu ngga ada peserta demo yang beratribut Islam Sampai hari ini itu kasus ngga jelas penuntasannya tapi fitnahnya udah menyebar kemana-mana TANGGAPANCAK NUN TENTANG FAKTA FPI DAN HABIB RIZIEQ !!! cak nun adalah ulama jawa timur yang terkenal di indonesia, khususnya di kalangan masyarakat menengah ke bawah. dalam pengajiannya yg sudah terkenal di seluruh indonesia cak nun sering mengajak jamaahnya untuk selalu berfikir dengan luas. Sejak diupload pada 08 03 2017 - 14:11:53 Video Disisilain di depan aku terdengar berita dari TV ONE tentang opini " Tren BBM dunia naik lagi " Masha Allah, hatiku belum sembuh gara-gara wanita sexy tadi, kini lukaku tambah menganga mendengar berita yang nyelengit barusan. atau lebih dikenal dengan sebutan Cak Nun. Ini baru pertama kali saya mendengar dari salah satu tokoh kebanggaan NU Blogkata-kata motivasi, mutiara, bijak dan romantis terbaru dari berbagai macam sumber Caknun adalah seorang seniman ternama dan juga budayawan sehingga banyak pemikiran pemikiran yang ia gagaskan kemudian ditulisnya dalam semua buku bukunya. Bissmillahhirahmannirahim salam hangat untuk semua hamba dan seluruh jama ah maiyah di seluruh negeri. Kata Mutiara Cinta Cak Nun Quotemutiara Quotemutiara . Maiyah alhamdulillah E0jZa. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kritik dalam sebuah negara demokratis itu wajib. Tanpa kritik, negara akan dikelola dengan ngawur. Dengan kritik, negara akan selalu diingatkan pada jalan yang seharusnya. Kritik beda dengan hinaan. Kritik dilandasi dengan landasan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hinaan hanya lampiasan emosi belaka. Jangan jadi pejabat kalau tak mau dikritik. Karena pejabat akan menerapkan kebijakan. Dan setiap kebijakan akan multidampak. Jangan juga berharap kritik membangun seperti yang didengungkan oleh rezim Soeharto hanya untuk membungkam setiap kritik. Bangunlah dengan kritik bukan berharap pada kritik yang membangun. Jangan pula teriak teriak bahwa setiap kritik harus disertai solusi. Pejabat yang harus mencari solusi. Digaji besar memang untuk itu. Jangan pula menggerakkan buzzer untuk membunuh para pengkritik. Apalagi menggerakkan aparatur negara. Kalau seperti itu, sudah bukan negara demokratis lagi. Sudah menjadi otoriter. Cak Nun atau Emha Ainun Najib sudah saya kenal sejak masih kuliah. Kritiknya terhadap rezim Soeharto cukup pedas. Sehingga wajar, jika anak muda kuliahan banyak yang mengidolakan beliau. Tulisan tulisannya juga sangat kritis. Yang paling saya ingat adalah tulisan beliau yang selalu muncul di tabloid "Detik". Tabloid besutan Eros Jarot dan Gus Dur. Tabloid yang paling berani menayangkan tulisan tulisan yang berupa kritik terhadap rezim orba. Cak Nun masih kritis hingga hari ini. Kritik yang paling akhir terhadap Jokowi memunculkan hujatan dari para buzzer. Seolah olah Cak Nun hanya mengkritik Jokowi. Padahal, Gus Dur yang menjadi teman baiknya pun berkali-kali dikritisinya. Kritik Cak Nun adalah kritik dari salah satu anak bangsa yang peduli pada nasib bangsanya. Sebaiknya kritik itu dipergunakan untuk perbaikan dalam pengelolaan negara. Jangan sampai kritik dibungkam di negeri ini. Pembungkaman kritik berarti kematian untuk akal sehat. Lihat Politik Selengkapnya . . [Walaupun tulisan ini adalah tulisan lama, tidak jenuh rasanya membaca petuah Cak Nun, yang sampai hari ini masih sangat pas menggambarkan perlakuan terhadap Islam. Contoh terbaru dalam Tragedi Tolikara yang menimpa Umat Islam Papua] Cak Nun KALAU ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Kemenag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam – harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya. Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau Amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam. “Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam. Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam. Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka. Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam. Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa “Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis gitu…” Lho kok Arab bukan etnis? Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama- sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap. Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia. Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradaban yang fasiq dan penuh dhonn prasangka kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangan atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya. “Al-Islamu mahjubun bil-muslimin“. Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri. Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada suatu momentum menemukan titik bocor – maka akan meledak. Pemerintah Indonesia kayaknya harus segera merevisi metoda dan strategi penanganan antar ummat beragama. Kita perlu menyelenggarakan sidang pleno’ yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu untuk peperangan di masa depan. __ *Dari buku “Iblis Nusantara Dajjal Dunia” karya Emha Ainun Nadjib “Saya Anti Demokrasi” Oleh Emha Ainun Nadjib — versi Audio di soundcloud . . . . . . source